Tuesday, September 16, 2014

"Suspended Coffees" ~ Inspiring Stories

        Seperti biasa, sudut nyaman sebuah kafe jadi tempat favorit menghabiskan waktu. Di luar sedang hujan lebat dan sepertinya akan berlangsung cukup lama. Well, aku tidak terlalu mempedulikan itu. Lagi pula aku berencana untuk stay sedikit lama disini.

        Sedikit dingin ini akan hilang dengan secangkir Hot Chocolatte Drip yang sudah kupesan. Kupandangi lukisan yang ada di dinding itu. Abstrak dan sedikit membingungkan. Hiasan yang cukup manis untuk dinding berwarna krem itu.

        Ah, ini dia minumanku datang. Anggukan ramahku cukup ampuh mengusir sang pelayan yang sepertinya mulai hafal dengan kebiasaanku datang ke kafe ini. Dia akan cukup baik membiarkanku berlama lama di sudut ini bila ia melihatku membawa buku atau tas jinjing notebook ku. Karena itu kadang aku memberikan tip padanya saat dia mengantarkan bill minumanku.

       Hangat, manis dan nyaman membuatku tersenyum tanpa sadar. Apa yang lebih menyenangkan bagi seorang lonewolf sepertiku. Hari ini kafe tampak sedikit sepi, hanya nampak sepasang kekasih yang asyik berbincang di ujung sana. Seteguk rasa hangat mencair di kerongkonganku ketika aku mulai membaca beberapa artikel di sebuah blog.

      Tutorial make up? No. Kisah anak yang tertukar? No. Bagaimana cara mendapatkan pacar tampan? BIG NO. Well, artikel yang terakhir itu cukup membuatku tersedak. Ayolah, aku tak se "desperate" itu untuk terpancing membaca artikel semacam itu. Aku hampir menutup tab tentang artikel bodoh itu (oke, ku akui aku memang sedikit membacanya) ketika mataku terpaut pada kalimat "Suspended Coffees". Kalimat itu mengundang keingintahuanku dan aku menjawab perasaan itu sambil membacanya.

"Saya memasuki sebuah kedai kopi kecil bersama seorang teman dan memesan kopi. Ketika kami sedang menuju ke meja, ada dua orang yang datang dan menghampiri counter: ‘Kami pesan lima kopi, dua untuk kami dan tiganya “ditangguhkan (suspended)". Mereka membayar pesanan mereka, mengambil hanya dua gelas saja kemudian pergi.


Saya bertanya kepada teman saya: "Apa itu suspended coffees ?" Teman saya tersenyum dan berkata: "Tunggu dan kamu akan lihat."


Beberapa orang lagi masuk. Dua gadis memesan masing-masing satu kopi, membayar dan pergi. Pesanan berikutnya adalah tujuh kopi yang dipesan oleh tiga orang pengacara - tiga untuk mereka dan empat 'ditangguhkan’.

Terus terang saya masih bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan transaksi -kopi ditangguhkan- tadi. Sementara saya menikmati cuaca cerah dan pemandangan yang indah ke arah taman di depan kafe, tiba-tiba seorang pria berpakaian lusuh yang tampak seperti seorang pengemis masuk melalui pintu dan bertanya dengan sopan kepada pelayan “apakah Anda memiliki ‘kopi ditangguhkan’? “. Sang pelayan tersenyum lembut sembari memberikan segelas kopi hangat kepada pria itu.

Ini sederhana saja - Seseorang akan membayar di muka pesanan kopinya kemudian diniatkan untuk membantu orang yang tidak mampu membeli minuman hangat. Yang kemudian di sebut sebagai Suspended Coffees. Tradisi kopi ditangguhkan ini dimulai di Naples, dan sekarang telah menyebar ke seluruh dunia bahkan di beberapa tempat. Anda dapat memesan tidak hanya kopi untuk ditangguhkan, tetapi juga sandwich atau makanan.


Alangkah indahnya, bila pemilik kedai kopi atau toko di setiap kota melakukan hal ini sehingga mereka yang kurang beruntung dapat menemukan harapan dan dukungan. Jika Anda adalah pemilik bisnis coba tawarkan hal ini kepada konsumen Anda…, kami yakin banyak diantara mereka yang mendukung dan menyukainya.
 "

       Tanpa sadar aku menatap ke luar jendela dan mulai menangkap beberapa gambaran seperti "pria tua" yang ada di artikel itu. Ah, mataku sedikit mengembun. Mendadak saja hatiku dipenuhi perasaan hangat yang menjalar. Aku bahkan lupa menutup notebook ku ketika akhirnya aku memutuskan sedikit berlari ke arah bar dan memesan beberapa kopi. :)

      

No comments:

Post a Comment