Menjadi diri sendiri bukanlah hal mudah seperti membalikkan telapak tangan.
Terus menekan diri sendiri untuk sepenuhnya menerima diri yang sesungguhnya.
Kadang mengikuti kata hati bisa jadi sangat menyakitkan.
Menatap bayanganmu di cermin sama sulitnya seperti mengakui kekurangan diri pada orang lain.
Sama susahnya seperti mencintai sebuah kesalahan.
Menatap bayangmu di cermin sambil bertanya " Apakah aku sempurna?".
Terus berusaha memperbaiki yang menurutmu tidak sempurna dan tak sejalan.
Terus memotong, menarik, memangkas, membuang apa yang tak kau inginkan.
Bukankah melelahkan, terus bertanya pada dirimu sendiri kenapa dirimu tidak sempurna.
Terus menyalahkan dirimu atas kekurangan yang ada.
Karena sesuatu dalam hatimu berkata tidak.
Karena hatimu tahu tidak ada yang salah dengan dirimu yang sekarang.
Karena hatimu tahu bahwa kau sesempurna yang seharusnya.
Kenapa kau melakukan hal itu pada dirimu?
Kehilangan kendali atas dirimu sendiri.
Menjadi sumber kelemahan dan kekalahan dirimu sendiri.
Semakin kau mencoba menutupinya semakin terbukalah kekurangan itu.
Bukanlah hal memalukan menjadi tidak sempurna.
Berhenti menjawab standar sempurna mereka.
Berikan dirimu standar sempurna yang baru.
Standar yang bisa menerima seluruh sisi dirimu menjadi sebuah standar kesempurnaan.
Karena bahkan jutaan bintang di langit tidak ada yang sama satu sama lain.
Mereka berbeda satu sama lain dan menjadi istimewa.
Daripada terus menyesali dan bertanya apa yang salah, akan lebih menyenangkan untuk menghadapi kekuranganmu dan bersahabat dengannya.
Menerima diri sepenuhnya memang bukan hal mudah.
Tapi adalah pijakan besar pertama untuk bisa berdamai dengan hidupmu.
(L.) ~untuk semua penolakan mereka.
No comments:
Post a Comment